Biodata

“Halo, apa kabar?” sapa orang asing itu. “Baik, kamu sendiri?” mungkin itu balasanmu.

Lawan bicaramu mungkin lanjut ngobrol soal hal-hal sepele — cuaca hari ini, pertandingan terbaru, kejadian menyebalkan saat berangkat kerja, atau kelakuan lucu anjingnya pagi tadi.

Memang bukan sesuatu yang penting, tapi tiba-tiba kamu sudah terlibat dalam obrolan ringan alias small talk.

Sebagian orang mungkin merasa malas menghadapi percakapan yang kelihatannya nggak penting ini atau menganggapnya buang-buang waktu. Tapi ada juga yang justru menikmati obrolan santai seperti ini. Dalam banyak kasus, terutama saat ngobrol dengan orang asing atau kenalan baru, small talk hampir nggak bisa dihindari karena kedua belah pihak sedang berusaha mencari titik temu.

“Itu bentuk komunikasi yang kita gunakan untuk mengenal dan menyesuaikan diri dengan orang lain, dan merupakan pintu gerbang menuju percakapan yang lebih dalam dan bermakna,” kata Matt Abrahams, dosen perilaku organisasi di Stanford Graduate School of Business. “Kemungkinan besar, ada seseorang di lingkaran pertemananmu — atau bahkan lebih dari satu — yang kamu temui lewat situasi small talk seperti ini.”